A.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa
Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture.
Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Berikut ini
adalah beberapa pengertian budaya berdasarkan para ahli:
- E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
- Koentjaraningrat: 1979 yang mengartikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan
itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Manusia
sebagai Makhluk Berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk –
makhluk lain yang diciptakan di muka bumi ini yaitu manusia memiliki akal yang
dapat dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang
seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu manusia harus menguasai
segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping
tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain
itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan
bagi semua makhluk Tuhan di muka bumi ini.
B.
Kaitan Antara Manusia dengan Kebudayaan
Budaya sebagai sistem gagasan
menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang
dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya
terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar
dan menjadi sikap perilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai
budaya.
Berdasarkan penjelasan di atas,
kaitan antara manusia dan kebudayaan manusia adalah kebudayaan adalah hasil
dari ide, gagasan dan pemikiran baik nyata ataupun abstrak dan juga sebagai
rancangan hidup masa depan.. Jadi dapat diartikan pula bahwa semakin tinggi
tingkat kebudayaan manusia, semakin tinggi pula tingkat pemikiran manusia
tersebut. Dan kebudayaan itu digunakan untuk melangsungkan kehidupan
bermasyarakat antar manusia karena sifat manusia yaitu makhluk sosial yaitu
manusia tidak dapat hidup sendiri melainkan harus hidup dengan manusia lainnya.
C.
Perwujudan kebudayaan
JJ. Hogman dalam bukunya “The World
of Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas, activities, dan
artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku “Pengantar Antropologi”
menggolongkan wujud budaya menjadi:
a.
Sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya.
b.
Sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat
c.
Sebagai benda-benda hasil karya manusia
Berdasarkan bentuknya, budaya dapat dibagi menjadi 2 yaitu budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret atau nyata:
o
Budaya yang bersifat abstrak: budaya yang tidak dapat dilihat secara kasat mata
karena bearada dalam pemikiran manusia. Contohnya yaitu ide, gagasan, cita-cita
dan lain sebagainya.
o
Budaya yang bersifat konkret: budaya yang berpola dari tindakan atau peraturan
dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati,
disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem
sosial dan fisik, yang terdiri atas: perilaku, bahasa dan materi.
Perilaku adalah cara bertindak atau
bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam
masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol
yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory).
Ada pula yang berpendapat bahwa bahasa adalah suatu perjanjian tidak tertulis
yang telah kita tandatangani dan berlaku seumur hidup. Dengan bahasa, manusia
dapat berkomunikasi satu sama lain sehingga manusia dapat saling bertukar
pikiran sehingga hasil dari pertukaran tersebut adalah budaya yang semakin kaya
dan kebudayaan yang berkembang dan semakin maju seiring dengan perkembangan
zaman.
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau
perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian,
alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.
Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan,
persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem
pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup.
Sumber: http://mynameisedho.blogspot.com/2013/04/manusia-sebagai-makhluk-berbudaya.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar